Full Width CSS

Thursday 12 January 2017

Apa Itu Realitas?



Menurutmu apa itu realitas? Apa itu kehidupan nyata? Jawaban sederhananya, mungkin adalah sesuatu yang dilihat, diraba, dicium, dipikirkan. Dan mungkin masih banyak lagi teori yang dapat mendefinisikan apa itu realitas.

Mari kita berbagi cerita tentang hal sederhana ini. Bisa berangkat dari lingkungan sekitar kita; kehidupan teman, saudara, guru, kakek, anak dan bahkan diri kita sendiri. Sekali lagi saya ingin sampaikan untuk diketahui, bahwa saya hanya ingin berbagi cerita dengan Anda. Yang mungkin bisa saja dalam hal ini, Anda adalah teman, saudara, guru dan bahkan diri saya di “waktu yang berbeda”.

Kita mulai dari apa yang terjadi saat ini, mungkin saja Anda sedang menggenggam sebuah handphone canggih yang telah menemani keseharian Anda dalam waktu yang panjang hari ini. Bisa jadi layar laptop atau PC. Dari benda ini, kita sering melihat banyak hal-hal menarik yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Yang dengan adanya kecanggihan media sosial, hal itu bisa sampai dihadapan kita saat ini. Termasuk pemikiran saya yang saat ini sedang Anda baca.

Lalu apakah saya berhadapan dengan Anda? Jawabannya mungkin iya, mungkin juga tidak. Tapi Anda tidak bisa pungkiri, disaat yang sama kita seperti orang yang telah lama saling kenal dan sekarang berada di beranda rumah ditemani secangkir kopi seperti sedang berdiskusi.

Kembali pada pertanyaan awal, apa itu realitas? Saya tidak sedang ingin mendengarkan jawaban Anda menurut apa yang Anda pernah baca atau dengarkan. Saya ingin mengetahui apa pendapat Anda sendiri tentang realitas? Apa hal yang nyata menurut Anda saat ini, apa tentang kebingungan tentang apa yang sedang Anda baca atau tentang apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan melalui tulisan ini.

Mari sejenak kita melihat sekeliling, mungkin Anda pernah berfikir bahwa realitas itu adalah sesuatu yang dapat dilihat dengan mata. Nah, sekarang saya ingin bertanya, apa realita yang dilihat oleh orang buta, yang keseharaiannya menajamkakn telinga dan perabaannya untuk menikmati dunia ini. Bisa jadi itu adalah suatu yang gelap dan pekat, tanpa cahaya sedikit pun. Apakah kegelapan adalah realitanya? Bisa jadi iya bisa jadi juga tidak. Saya harap Anda tidak langsung mengambil keputusan untuk menjadi orang buta untuk membuktikannya. Karena masih ada beberapa pertanyaan yang akan kita diskusikan lewat tulisan ini. Saya tidak ingin Anda berhenti membaca ini, karena kegelapan yang dialami oleh orang buta.

Sekarang, apa pendapatmu tentang realitas? Apakah ia adalah sesuatu yang dapat diraba atau dicium? Saya yakin Anda sependapat bahwa tidak sedikit orang yang tidak memiliki kedua tanggannya untuk merasakan bentuk benda yang ia lihat. Termasuk mengenal aroma bunga mana yang cocok untuk pasangannnya. Kadang kita salah pilih bunga atau minyak wangi untuk kita nikmati. Jadi sebenarnya apa realita yang mereka rasakan?

Sebelum Anda menjawabnya, mari kita jalan-jalan dulu. Bayangkan Anda sedang duduk dipantai, rasakan dengan perlahan butiran demi butiran pasir yang ada ditangan Anda. Hirup aroma pantai dengan deru ombaknya yang begitu tenang. Dan lihat dengan seksama senyum riang pasangan yang ada disamping Anda. Indah sekali bukan?

Cukup! Sekarang kita kembali fokus ke diskusi ini. Apakah realitas adalah sesuatu yang lahir dari pikiran Anda? Seperti apa yang Anda bayangkan tentang pantai, pasir, orama ombak dan tentang senyum riang pasangan Anda tadi? Jawabannya masih belum jelas.

Dari sini mungkin Anda mulai ragu tentang disukusi ini, piliihannya ada beberapa. Pertama, Anda bisa menyudahi untuk membaca. Kedua, Anda mengiyakan kebingungan pikiran Anda. Ketiga, kita lanjutkan diskusi ini.

Saya yakin Anda Anda belum lupa inti pembicaraan ini, dunia nyata, dunia khayal dan realitas diantara keduanya. Jika Anda sudah sampai dikalimat ini, itu berarti Anda mimilih jawaban yang ketiga. Dan itulah realitas. Saya sedang berdiskusi dengan Anda sejak kata pertama yang Anda baca.
Terima kasih. Sampai ketemu lagi.

Makassar, 12 Januari 2017

0 comments:

Post a Comment